1)
Sekitar 780.000 tahun yang lalu sebuah asteroid yang besar menabrak
bumi di Laut Cina Selatan (kemungkinan di Teluk Tonkin). Asteroid ini
bergerak dari barat laut ke tenggara dan menabrak bumi dengan sudut
tabrakan yang kecil.
2) Pada tahap awal dari tabrakan, energi kinetis dari asteroid yang
menabrak bumi ini melelehkan dan menghantarkan momentum kepada lapisan
atas dari batuan di permukaan bumi (seperti pasir dan lumpur) di daerah
tabrakan.3) Lapisan yang meleleh, terdiri dari batuan yang mencair, meninggalkan atmosfer bumi dan pecah menjadi batu semi cair berbentuk bulatan-bulatan kecil (globules) yang bernama “tektite”. Globules ini membentuk bola, dumbbells atau air mata, tergantung pada kecepatan rotasi yang terjadi saat pembentukan batu tektites atau batu satam itu.
4) Batu
Satam yang berbentuk bola, dumbbells dan air mata mendingin dengan
cepat, begitu cepat sehingga mereka membentuk kaca (sama dengan kaca,
tetapi tidak murni, seperti di botol anggur atau bir modern).
5) Sekitar lima hingga enam menit setelah tabrakan dengan asteroid
terjadi, bola yang sekarang telah membeku dan menjadi solid mulai masuk
kembali ke atmosfer bumi dan jatuh di Belitung.
6) Karena Batu Satam itu memasuki kembali atmosfer bumi dengan
kecepatan tinggi, gaya gesekan yang dialaminya memanaskan bagian depan
dari batu ini.
7) Bila kaca dipanaskan dengan tidak merata (perbedaan temperatur yang
besar antara bagian depan dan belakangnya), ia akan pecah. Seperti
menuangkan air mendidih kedalam gelas minum.
Bagian
depan dari Batu Satam ini akan membentuk pecahan-pecahan kecil. Pecahan
ini ditingkatkan juga oleh tekanan yang intens karena perlambatan
kecepatan.
9) Kecepatan kosmik yang dibawa oleh momentum Batu Satam ini pada
akhirnya akan berkurang dan pecahnya batuan juga akan berkurang.
10) Karena ini Batu Satam akan jatuh ke bumi dengan gravitasi dengan gerakan yang lebih vertikal.
11) Di bumi Batu Satam dibawa oleh air sungai dan mungkin tererosi.
12) Pada akhirnya Batu Satam akan tergabung dengan endapan sediment
yang biasanya juga mengandung timah (tererosi dari deposit panas bumi
yang terkait dengan intrusi batu granit).
13) Di dalam
tumpukan pasir yang berporositas tinggi, air tawar akan dengan sangat
perlahan mengukir Batu Satam tersebut. Retakan setipis kertas (terbentuk
karena gelas itu dipanaskan saat memasuki kembali atmosfer bumi) akan
diperbesar dan membentuk parit kecil berbentuk U. Perhatikan bahwa parit
berbentuk U ini hanya terbentuk di bagian yang terpanaskan, bagian
depan dari Batu Satam (Tektite). Bagian belakang dari Batu Satam ini
tetap seperti aslinya, berbentuk bola.