Berdasarkan struktur geologi dataran utara di Mars, sebuah penelitian menunjukkan, bahwa air terbentuk sebagaimana air tanah secara perlahan meresap ke atas melalui retakan di lapisan atas.
Proses ini akan membuat danau dan laut secara cepat, hanya dalam hitungan tahun saja, tapi juga bisa menyokong eksistensi air selama seribu tahun. Demikian dikutip dari National Geographic, Senin (8/11/2010).
Bagaimanapun, meski planet Mars dulunya cukup berair, akan tetapi planet tersebut tidak memiliki atmosfer yang cukup tebal. Banyak para ilmuwan yang berpikir, bahwa jika memang ada kehidupan yang berevolusi di Mars, tempat terbaik untuk mencarinya adalah tempat dimana cairan air terlindungi dari perubahan suhu yang ekstrim, juga dari radiasi ultraviolet matahari yang merusak.
“Untuk menemukan kehidupan, kita harus melihat ke wilayah planet dimana keberadaan air cukup stabil. Untuk kasus planet Mars, airnya ada di bawah permukaan tanah,” ujar J. Alexis Palmero Rodriguez dari Planetary Science Institute di Arizona.
Hal ini menimbulkan sebuah dilema bagi para pemburu fosil, karena untuk menggali, demi menemukan jejak kehidupan di planet Mars membutuhkan waktu dan peralatan yang tidak tersedia di kendaraan penjelajah robotik yang dikirimkan untuk mengeksplor permukaan planet tersebut.
Tapi menurut penelitian terakhir, air yang merembes di wilayah utara Mars, mungkin adalah air yang sangat purba, yang terperangkap di bawah permukaan tanah untuk waktu yang sangat lama, sampai milyaran tahun. “Lingkungan tersebut adalah tempat yang stabil bagi organisme untuk tumbuh dan berevolusi,” kata Rodriguez.
Itu berarti, bahwa beberapa batuan sedimen di tempat bekas lautan purba di Mars, menyimpan fosil kehidupan Mars yang mungkin bisa diakses melalui kendaraan penjelajah robotik.
Share