 
 Suami  istri Roby Sugara (30) dan Noor Hasinah (27) warga Jalan H Arjan  Desa  Murung A Kecamatan Batu Benawa, Hulu Sungai Tengah (HST) tak   habis-habisnya diterpa cobaan. Setelah anak pertamanya meninggal karena   keguguran, sekarang putra kedua mereka, Ahmad Fauzan Azimi (2 bulan)   lahir dengan kelainan.
 Bayi kelahiran Barabai 9 Mei 2010 lalu itu memiliki lubang hidung   terpisah. Satu lubang yang sebelah kiri berada di tempat normal   sementara disebelah kanan berada di kepala dan lubangnya menghadap ke   atas. Sementara kedua matanya sedikit tertutup dengan kulit sehingga   nyaris tidak terlihat.
 Untuk bisa normal, bayi yang saat lahir berbobot 3,4 kilogram ini pun   diharuskan operasi plastik di dokter spesialis dengan biaya selangit.
 
Noor Hasimah mengatakan, selama di kandungan, sebenarnya tak ada yang   aneh dengan bayi itu. Selama sembilan bulan, kehamilan Azimi –sapaan   akrabnya– biasa saja.
 “Saya juga rutin periksa ke puskesmas dan tidak pernah mengkonsumsi  hal  yang dilarang seperti jamu atau apaun,” katanya saat ditemui di   rumahnya.
Ini merupakan cobaan kedua bagi keluarga Robi Sugara setelah  sebelumnya  anaknya yang pertama meninggal saat masih dalam kandungan  saat berumur 6  bulan akibat keguguran.
 “Apalagi Azimi sering ditinggal ayahnya karena bekerja sebagai buruh dan sopir serabutan di Balikpapan,” tambahnya.
 
Kendati mengalami kelainan, namun Azimi tidak pernah rewel dan memiliki   kehidupan normal seperti bayi lainnya. “Anaknya jarang menangis dan   tidak pernah mengalami sakit apapun ia juga bernafas seperti bayi   normal,” tambahnya. 
Keanehan yang dialami Azimi ini pernah dibawa ke Banjarmasin untuk   berkonsultasi dengan beberapa dokter spesialis anak, bedah, mata dan   THT. “Pihak puskesmas yang menyarankan saya dibawa kesana,” katanya.
 Berdasarkan pemeriksaan, kata Hasimah, diketahui bahwa kelainan yang   diderita oleh bayi itu merupakan cacat bawaan. Untuk bisa kembali  normal  harus dilakukan operasi plastik.
Kondisi ekonomi yang pas-pasan membuat pasangan yang baru menikah 2   tahun ini tidak bisa berbuat banyak atas kondisi yang dialami anaknya.   Dia hanya bisa berharap ada uluran tangan dari para dermawan.
 “Biaya yang mahal membuat saya mengurungkan niat untuk melakukan   operasi. Jangankan operasi untuk makan sehari-hari saja saya masih belum   brkecukupan, Saat ini belum ada perhatian dari pemerintah kabupaten   termasuk dinas kesehatan.Perhatian yang dilakukan hanya dijenguk oleh   kepala dinas,” kata ibu berbadan kurus ini.
 
Hasimah mengaku tidak memiliki firasat apa pun sebelum ia melahirkan dua   bulan lalu. Menurutnya, tidak ada yang aneh dengan kehamilanya.   “Semuanya biasa saja. Tidak ada yang aneh,” ucapnya.
 Kepala Dinas Kesehatan dr Hardi Basuki menjelaskan setelah dilakukan   pemeriksaan, kelainan yang dialami Azimi bukan karena suatu penyakit   atau kekurangan gizi.
 Dari hasil pemeriksaan juga diketahui Azimi memiliki organ tubuh lainnya  yang normal. Fungsi kedua lubang hidungnya juga tanpa gangguan.
 
Meski penyebab pastinya belum diketahui, namun ia menyatakan jika banyak   faktor yang menyebabkan kelainan tersebut. Antara lain genetika  ataupun  kekurangan gizi.
 Share
Share


