Orang Jakarta menyebutnya kodok blentung, sedangkan orang Jawa menamainya kintel. Beraneka nama disematkan dalam bahasa Inggris: Brown Bullfrog, Gamelan Frog (karena dengkungnya merdu bersahut-sahutan), Muller's Narrowmouth Toad, Smooth-fingered Narrow-mouthed Frog, Red Spotted Chubby Frog (merujuk pada ciri-ciri tubuhnya), atau Flower Pot Toad (karena kebiasaannya bersembunyi di pot bunga). Nama ilmiahnya adalah Kaloula baleata, dan termasuk ke dalam suku Microhylidae.
Kodok yang bertubuh kecil sedang, bulat (Jw., buntek) licin dengan kaki-kaki yang pendek. Hewan jantan dewasa dengan panjang tubuh dari moncong ke anus (SVL, snout-to-vent length) sampai sekitar 60 mm, yang betina lebih besar sedikit hingga 65-66 mm [2] [3].
Kepala melebar, dengan moncong yang pendek. Timpanum (gendang telinga) tersembunyi di bawah kulit. Jari tangan panjang dan memipih datar di muka, serupa spatula, membentuk hurut T sempit. Ujung jari kaki menumpul. Selaput renang di kaki panjangnya hanya sekitar sepertiga jari, mencapai bintil subartikuler tengah di bawah jari kaki keempat.
Kepala melebar, dengan moncong yang pendek. Timpanum (gendang telinga) tersembunyi di bawah kulit. Jari tangan panjang dan memipih datar di muka, serupa spatula, membentuk hurut T sempit. Ujung jari kaki menumpul. Selaput renang di kaki panjangnya hanya sekitar sepertiga jari, mencapai bintil subartikuler tengah di bawah jari kaki keempat.
Habitat alaminya termasuk hutan primer, hutan sekunder dan lahan bekas tebangan. Di Jawa, kodok belentung banyak ditemukan di sekitar kebun pekarangan, terutama dekat parit dan belumbang, sampai ketinggian sekitar 1.000 m dpl.
Meski demikian, kodok ini tidak menyebar merata, melainkan melimpah pada daerah tertentu dan tidak didapati pada daerah lainnya. Tidak jarang kodok ini bersembunyi di bawah atau di dalam pot bunga di halaman atau beranda rumah.
Meski demikian, kodok ini tidak menyebar merata, melainkan melimpah pada daerah tertentu dan tidak didapati pada daerah lainnya. Tidak jarang kodok ini bersembunyi di bawah atau di dalam pot bunga di halaman atau beranda rumah.
Pada hari-hari hujan, kodok belentung ramai berbunyi nyaring di sore hari, bahkan sebelum hari gelap, khususnya jika hujan deras turun di siang harinya. Bersuara merdu, beberapa kodok jantan biasanya mendengkung bersahut-sahutan sambil mengapung berdekatan di genangan air yang dangkal, kolam, atau saluran air yang tersumbat.
Bunyinya: “them.. dung, them.. dung” (bunyi pertama terdengar seperti them, phem, atau bleen.. disahuti dengan thung, atau dung dari individu yang lain); agaknya dari sinilah kodok ini memperoleh namanya. Kodok-kodok ini menggembungkan perutnya sambil berenang terapung, lalu memompakan sebagian udara di perutnya itu ke kantung suara di lehernya untuk mendapatkan bunyi dengkung yang nyaring dan keras. Share