Pasangan  suami-istri asal Pakistan menggugat American Airlines.  Gara-garanya,  maskapai penerbangan milik Amerika Serikat itu memborgol  tangan pasangan  pengantin baru tersebut dan menggiring mereka keluar  dari pesawat. Aksi  ini dilakukan polisi Amerika setelah otoritas  mendapat telepon bahwa  pesawat yang ditumpangi pasangan itu dibajak.
Tak hanya digiring keluar, pasangan itu juga ditahan dan diinterogasi   selama beberapa jam. Mereka sendiri tak mengetahui alasan penangkapan,   kecuali karena nama mereka. “Alasan polisi hanya mengacu ke nama  mereka,  yakni Maheen Ghani Taseer dan Shahbaz Ali Taseer,” kata  pengacara  pasangan itu kepada kantor berita AP. “Mereka dikeluarkan dan   diperlakukan seperti teroris yang sangat berbahaya.”
 Shahbaz Taseer yang ternyata putra Salman Taseer, Gubernur Provinsi   Punjab yang tewas ditembak ekstremis Januari lalu, pergi ke negeri Uncle   Sam bersama istrinya untuk berlibur. Pada 19 Agustus 2010, dari  Bandara  San Francisco keduanya menuju New York untuk mendapatkan  penerbangan ke  Pakistan. Tapi, dalam perjalanan, pesawat yang mereka  tumpangi  dialihkan setelah petugas mendapat telepon dari seseorang  bahwa pesawat  tersebut dibajak. Namun, setelah diselidiki, FBI  memastikan ancaman itu  hanya bohong belaka.
 Kendati demikian, aksi gegabah petugas Amerika ini telah membuat   pasangan tersebut merasa terhina dan merasa reputasi mereka   dipermalukan. Keduanya juga jadi trauma melakukan perjalanan. Karena   itu, Maret lalu mereka mengajukan gugatan. Dalam pernyataannya, juru   bicara American Airlines Tim Smith mengatakan dugaan dalam gugatan itu   tidak mengindikasikan siapa pun di pesawat yang melakukan kesalahan atau   mendukung klaim yang dibuat melawan maskapai. “Berdasarkan hal itu,   kami bermaksud mencabut gugatan tersebut,” kata Smith.
 Share
Share


